Keberadaan semboyan Bhinneka Tungal Ika memiliki sejarah yang panjang dalam kehidupan bangsa Indonesia. Boleh dikatakan Bhineka Tunggal Ika merupakan bagian dari kearifan tradisional yang telah dikenal sejak ratusan tahun lalu, jauh ketika Negara Republik Indonesia belum lahir. Untuk lebih jelasnya dapat kita ikuti penjelasan berikut ini.
1. Apakah yang Dimaksud dengan Semboyan "Bhinneka Tungal Ika" ?
Kata Bhinneka dalam bahasa Jawa Kuno bermakna beraneka ragam atau berbeda-beda. Kata Tunggal berarti berhimpun, menunggal atau menyatu. Sedangkan Ika bermakna bermakna satu. Secara umum Bhinneka Tunggal Ika seringkali diterjemahkan dengan kalimat "berbeda-beda tetapi tetap satu". Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan Kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
2. Siapa yang Pertama Kali Memunculkan Istilah Bhineka Tunggal Ika ?
Istilah Bhinneka Tunggal Ika pertama kali dimunculkan oleh seorang cendekiawan yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 yang bernama Mpu Tantular. Istilah tersebut terdapat dalam buku karangan Mpu Tantular yaitu Kakawin Sutasoma.
3. Apa Maksud dari Istilah Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat dalam Kakawin Sutasoma ?
Kalimat Bhinneka Tunggal Ika tersebut diambil dari bagian naskah Sutasoma yang menggambarkan beragamnya masyarakat di Kerajaan Majapahit pada masa itu, berikut petikannya :
Rwaneka dhatu winuwus wara Buddha Wiswa,
bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen,
mangkang Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
bhinneka tunggal ika tan hana dharmma mangrwa
Artinya : Konon katanya bahwa Wujud Budha dan Siwa itu berbeda.
Namun, bagaimana kita bisa mengenali perbedaannya dalam selintas pandang?
Karena kebenaran yang diajarkan Buddha dan Siwa itu sesungguhnya satu jua.
Mereka berbeda namun hakikatnya satu jua, karena tidak ada kebenaran yang mendua.
ADS HERE !!!